Selasa, 15 Maret 2016

Hutan Hujan Labi

Brunei tak hanya kaya raya karena minyak dan gas buminya, tapi juga dengan hasil kebun seperti kelapa sawit dan tanaman karet. Belum lagi wisata alamnya yang luar biasa mempesona.
Negeri kecil ini adalah negara yang modern, namun tetap memperhitungkan alam sebagai warisan utama yang harus dijaga. Anda akan sulit menemukan wilayah sungai tercemar oleh limbah pabrik, atau asap-asap dari pabrik atau kendaraan yang begitu tebal dan sarat polutan.
Ya, Brunei memang istimewa. Kecil namun teroganisir. Disini anda akan menemui mobil-mobil bertebaran di jalanan. Tak heran sebagian besar di negara ini adalah mobil mewah.
Hutan Hujan Labi
Hal tersebut memang lazim, karena negara ini sangat kaya, banyak hal yang menunjang untuk para penduduk memiliki kendaraan mewah. Misalnya dengan murahnya harga bahan bakar kendaraan, minimnya pajak kendaraan mewah dan infrastruktur yang baik.
Negara kecil beribu kota Bandar Seri Begawan ini terdiri dari beberapa distrik, salah satunya yang terkenal karena warisan alamnya yang terjaga adalah distrik Tutong.
Brunei memang memiliki kebijakan “eco” yaitu melindungi ekosistem dan memberlakukan tindakan hukum terhadap illegal logging.
Cara mereka melindungi ekosistem adalah dengan cara membuat kebijakan untuk melindungi pelestarian daerah perairan, hutan, dan pengelolaan wilayah, serta membuat kebijakan agar penduduk yang tinggal di sekitar atau suku asli wilayah hutan memiliki kehidupan yang layak dan terjamin pula.
Di Tutong, anda akan menemukan Hutan Hujan Labi, yang merupakan salah satu cadangan bagi hutan hujan tropis. Tempat ini memiliki fungsi lebih dari hutan hujan tropis cadangan, namun juga sebagai tempat wisata dan rekreas alam bagi para turis dan pengunjung yang datang.
Diantaranya ada taman rekreasi hutan Sungai Liang, taman rekreasi Luangan Lalak, Wasai Wong Kadir dan Rumah Panjang Labian.
Untuk memulai perjalanan menuju ke Hutan Hujan Labi, anda akan berkendara sekitar satu jam perjalanan dari Bandar Seri Begawan, ibukota negara. Perjalanan anda akan segera berakhir ketika anda mulai mendengar gemericik air dari sungai yang mengalir.
Ikuti saja aliran air tersebut, sungai kecil ini akan menuntun anda ke tengah hutan. Sungai ini namanya sungai Liang, letaknya sekitar 70 kilometer dari Bandar Seri Begawan. Aliran sungai Liang sepangjang kurang lebih 450 meter inilah yang akan mengantarkan anda untuk tiba di hutan hujan Labi yang terkenal di kalangan turis.
Disini, anda akan menemukan fasilitas seperti taman rekreasi. Disini, anda bisa melakukan pendakian dan juga melakukan tur sejarah dengan arahan oleh pemandu lokal. Terdapat pula kanopi dan kolam di taman rekreasi hutan Sungai Liang ini.
Sekitar 25 kilometer dari Taman Rekreasi Hutan Sungai Liang, anda akan menemukan Taman Rekreasi Luangan Lalak. Taman rekreasi ini termasuk ke dalam wilayah Labi Hills Forest Reserve yang memiliki luas 270 hektar.
Tempat ini menarik karena memiliki rawa air tawar alluvial. Selama periode musim hujan, air akan memenuhi danau dan wilayah ini ditumbuhi oleh tanaman dengan spesies Lepirona. Menakjubkan bukan,sungguh langka menemui rawa air tawar did alam hutan.
Penelusuran terus dilanjutkan. Anda akan menemui Wasai Wong Kadir, yaitu wisata air terjun dalam hutan. Wasai Wong Kadir merupakan objek wisata dari hutan hujan Labi yang paling diminati pengunjung.
Tempatnya sangat cocok untuk mencoba tracking yang menegangkan di bagian atas hutan untuk turun ke bagian bawah yang curam. Disinlah keindahan hutan dan kemurnian air berpadu. Coba saja rasakan airnya.
Terasa begitu murni dan menyenangkan berada disini. Tak perlu ragu untuk meminum air dari Wasai Wong Kadir ini, sebab disini airnya masih sangat murni dan turun langsun dari mata airnya.
Sehingga airnya selalu berputar setiap saat meskipun di bawah sana mungkin digunakan oleh warga untuk mencuci dan mandi.
Setelah puas bermain-main dengan air terjun Wasai Wong Kadir, silahkan anda melanjutkan perjalanan menuju longhouse atau rumah panjang Labi. Disini anda akan menemui rumah besar seperti yang ada di Kalimantan. Rumah besar tersebut diisi oleh warga satu desa dengan isi satu keluarga di setiap ruangannya.
Rumah panjang ini merupakan pusat social desa, sebab seluruh warga tinggal bersama di rumah ini. Mereka berbagi atap untuk banyak keluarga. Ada beberapa rumah panjang disini, misalnya Rampayoh Longhouse, Mendaram Besar, Mendaram Kecil, Teraja dan lainnya, tergantung nama desanya. Namun, Rampayoh Longhouse adalah yang terdekat dengan Labi.
Biasanya rumah-rumah ini dihuni oleh suku Iban, salah satu sub suku Dayak. Maka jelaslah mengapa adat rumah panjang ada disini, ternyata penghuninya berasal dari Kalimantan Indonesia.
Beberapa etika yang harus dilakukan di rumah panjang ini adalah menerima pemberian warga, melepaskan alas kaki dan mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam.
Hutan Hujan Labi merupakan daerah yang sangat lestari, maka anda pun tidak bisa berlaku sembarangan disini. Sebab yang berlaku bukan hanya hukum dari pemerintahan, namun juga hukum hutan, hukum lokal dan adat.
Ada baiknya selama anda berada disini tidak mengucapkan kata-kata kotor, tidak berlaku buruk, tidak membuang sampah sembarangan dan juga tidak memiliki niat buruk. Saran yang lain adalah, silakan membawa pakaian ganti karena disini anda akan berbasah-basah di air terjun Wasai Wong Kadir. So, enjoy your traveling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar